Sabtu, 02 Juni 2012

TYPHUS YANG TAK KUNJUNG PERGI


NY. EKI RACHMAWATI SUBEKTI, 54 TAHUN, BEKASI BARAT :

“TYPHUS YANG TAK KUNJUNG PERGI……”

         Pada bulan Pebruari 2005 saya menderita penyakit Tifus yang menyebabkan saya harus opname di Rumah Sakit dan relaps 3 kali dalam setahun. Saat itu selama 1,5 bulan saya di rumah tanpa gerak. Baru setelah itu saya mulai turun dari tempat tidur, seperti ambil sesuatu sendiri. Badan masih terasa lemas, sakit kepala, demam atau menggigil, pencernaan tak beres, semua tulang terasa sakit. Pada awalnya hasil Widal saya : Typhus 1/320 Anti H, Paratyphus A 1/160 Anti H, Paratyphus B 1/160 Anti H, Paratyphus C 1/80 Anti O dan Anti H.
          Di bulan Agustus Typhus saya relaps lagi. Saya kembali bedrest, diet dan obat kimia untuk Tifus. Perlu 3 minggu untuk bisa beraktivitas terbatas di rumah dan mulai selektif dalam melakukan kegiatan-kegiatan saya. Sampai Oktober, rasanya badan saya lemah sekali.
          Pada bulan November, saya mendapat pengobatan Tifus yang cukup banyak. Saya minum antibiotika selama 2 minggu. Harapan saya, setelah ini Tifus saya sirna. Namun saya shock berat ketika pada 11 November saya test Widal kembali dan hasilnya Typhus 1/640 Anti H, Paratyphus A dan B 1/320. Dengan Widal yang begitu tinggi, dokter memberi saya antibiotika yang paling kuat (saya lupa namanya) selama 1 minggu. Lagi-lagi saya harus ‘istirahat’, padahal saya merasa sudah jaga makan dan tidak beraktivitas. Karena ingin memperoleh kepastian, saya periksa Widal lagi pada tanggal 21 November. Hasilnya membuat saya shock kembali. Typhus 1/1280, Paratyphus A dan B 1/1280 Anti H. saya sungguh-sungguh frustasi!!!
          Saya memutuskan untuk mencari pengobatan alternatif karena menganggap cara medis Barat tidak dapat menyembuhkan saya. Saya mengkonsumsi sambiloto, komprey dan pegagan. Pada tanggal 7 Desember 2005, test Widal saya Typhus 1/1280 Anti H, Paratyphus A dan B 1/640 Anti H, tapi ada Paratyphus C 1/160. Saya memang masih merasa tidak fit, mual, lemes dan cepat capek. Frustasi, bingung, dan tak tahu harus bagaimana saya.
          Akhirnya seorang sahabat saya membawa jalan keluarnya dengan mengajak berobat ke PHYTO’S CLINIC, menemui dokter Floren. Hasilnya, saya terdeteksi ada masalah di pencernaan, lambung, persendian, asam urat, dan ada kelemahan di ginjal kiri serta osteoporosis di pinggang dan bahu kiri. Memang lengan kiri saya tak bisa digerakkan ke belakang, nyeri dan kaku rasanya. Tentu saja Tifus saya terdeteksi pula. Saya mulai mengkonsumsi pengobatan yang diberikan dr.Floren dan menjalani diet sesuai anjuran pada tanggal 10 Pebruari 2006. Tanggal 28 Pebruari 2006 saya test Widal lagi, hasilnya : Typhus 1/160 Anti H, Paratyphus A 1/160 Anti H. Luar biasa!!!
          Saya kembali optimis dan bersemangat dalam hidup. Osteoporosis dan asam urat yang saya derita dan memang penyakit keturunan, menjadi sirna juga. Lengan saya sudah bisa digerakkan dengan bebas dan tak terasa sakit lagi. Saya mulai aktif di kegiatan dan fitness mulai Maret 2006. Awal Juli saya diajak anak saya bersama teman-temannya mendaki gunung Rinjani di pulau Lombok, dengan ketinggian 3800 meter. Saya mendaki sampai 3400 meter, dan sungguh pengalaman yang menakjubkan di usia saya yang 53 tahun kala itu, dapat menikmati karunia Tuhan yang begitu indah. Saya sungguh bersyukur dapat bertemu dengan dr.Floren dan sembuh dari Tifus. Sekarang saya sedang menggarap landscape jalan tol yang baru dibangun, dengan kegiatan lain yang saya jalankan dengan badan yang segar.  


Anda tertarik dengan terapi alami PHYTOBIOPHYSICS ini, 
silakan hubungi :
RS MEILIA Cibubur, jl. Alternatif Cibubur km 1,  telp. 021-8444444, 
Hotline service : 085691843843.
Atau hubungi 083870716888, 02193672372, 081511671168 
untuk info lebih lanjut.

Salam Sehat Indonesia !!
                                                                                                                                                                                           

1 komentar:

  1. Widal tidak dapat digunakan sebagai parameter typhus. Silahkan baca artikel ini
    http://clinicforchild.wordpress.com/2013/09/22/gejala-dan-penanganan-demam-tifoid-tifus/

    BalasHapus