HYPNOTHERAPY


HYPNOTHERAPY AND MINDSET TIPS

Sleep time and let's dream as much as you want and quickly awake to make it real.
 
Sambil TERSENYUM, katakan pelan2 dengan penuh syukur demikian, "Pikiran saya ibarat taman berisikan bunga-bunga bermekaran yang semerbak mewangi, elok rupanya, dan disukai banyak orang. Di taman pikiran saya, hanya tertanam hal-hal positif yang memberi manfaat dan menyebarkan kebaikan bagi orang banyak".

Terbanglah lebih tinggi di atas persoalan.. Perspektif yang lebih tinggi mungkin tidak membuat masalah menjadi lebih kecil namun membuat pandanganmu lebih luas untuk menyelesaikan persoalanmu. Sehingga kau tidak hanya sanggup berdoa ,"Tuhan, saya punya masalah besar....". Tetapi kau berani untuk berkata, "Hai masalah, saya punya Tuhan yang Maha Besar".

Hidup ini bukan tentang bagaimana Dunia bersikap kepadamu tetapi bagaimana kamu bersikap merespon Dunia.

Niatkan selalu memberi yang terbaik, maka kau akan menerima yang terbaik.

Jika menyadari bahwa semua yang ada hanyalah titipan, maka makna kehilangan akan sangat berbeda.

Tugas orang tua adalah mengisi ember potensi dan harga diri anak Anda sepenuh-penuhnya, agar seluruh dunia tak akan mampu mengurasnya sampai kering.

Serangga mungil bernama Lebah Madu panjang tubuhnya hanya sekitar 2,5 cm. Bila dibandingkan antara panjang tubuh, berat tubuh, dan ukuran sayapnya, secara perhitungan matematis lebah madu seharusnya tidak mampu terbang sama sekali; karena ukuran dan ketebalan sayapnya tidak memungkinkan dia mengangkat berat tubuhnya. Sayangnya, Lebah Madu tidak tahu bahwa ia tidak bisa terbang. Yang ia tahu hanyalah berusaha dan berusaha terbang serta melakukannya dengan penuh antusiasme. Hasilnya, ia mampu terbang hingga 1.600 km dalam seminggu. Anda siap menjadi seperti Lebah Madu ??

Banyak orang tinggal jauh dari medan pertempuran namun batinnya terus berperang. Memang tidak ada jalan menuju world peace tanpa Inner Peace. 


HYPNOPARENTING

Menurut Charles Tebbets, ada lima cara untuk bisa melewati filter informasi masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Memahami hal ini akan membantu tugas-tugas kita sebagai orang tua dan guru : 
                                                                                                                                              
1. Pengulangan/repetisi
Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten atau berulang akhirnya akan masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi kebiasaan. Contohnya seorang anak yang selalu dikatakan “bodoh” atau “tidak bisa” atau “selalu tidak teliti” oleh orang di sekitarnya membuat anak ini akhirnya percaya bahwa ia benar-benar bodoh dan tidak teliti. Selanjutnya, pikirannya akan memerintahkan seluruh mekanisme tubuh guna mewujudkan hal itu. Jadi ia bodoh, bukan karena tidak punya kapasitas untuk pintar namun lebih karena didikte oleh program “bodoh” yang telah ter-install dalam pikirannya. 
2. Identifikasi kelompok/keluarga                                                                                             
Kita hidup dalam keluarga yang memiliki latar belakang budaya tertentu. Kita akan mengikuti keibasaan yang ada dalam keluarga, kelompok gang atau masyarakat. Kebiasaan ini adalah program yang akhirnya kita terima secara bawah sadar. Contohnya, cara berbicara, cara sembahyang, cara makan, cara berpakaian, cara menerima sesuatu, termasuk cara berpikir. Jika kita dibesarkan di benua lain apakah mungkin kita akan berpikir dan bersikap seperti sekarang? Jawabannya belum tentu. 
3. Ide yang disampaikan oleh figur yang dipandang memiliki otoritas                          
Apa yang disampaikan oleh seseorang yang dipAndang memiliki otoritas, seorang pakar, seorang yang kita hormati dan kagumi, akan dapat dengan mudah diterima oleh pikiran bawah sadar. Secara tidak sadar kita langsung membenarkan apa yang diucapkan,apalagi jika yang diucapkan masuk akal bagi kita. Contohnya adalah kata-kata seorang dokter, sedangkan bagi anak-anak figur yang dipAndang memiliki otoritas adalah orang tua dan guru. 
4. Emosi yang intens                                                                                                                 
Peristiwa yang disertai dengan muatan emosi yang intens, baik ituemosi positif maupun emosi negatif akan sangat membekas dalam pikiran bawah sadar. Contohnya adalah phobia dan trauma atau bahkan saat anak dapat raport dengan nilai yang tidak diharapkan orang tua (harus masuk 10 besar), kemudian marah dengan intensitas emosi yang kuat dan mengatakan “Dasar anak bodoh”. 
5. Hipnosis                                                                                                                                  
Hipnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi yang mampu melewati pikiran sadar. Dengan teknik komunikasi yang khas, kita bisa melewati pikiran sadar dengan cara menonaktifkan sesaat pikiran sadar untuk langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar. Saat pikiran sadar non aktif atau lebih tepat disebut pasif, kekuatan sugesti bisa menjadi sembilan kali leibh kuat dibandingkan dengan situasi biasa. Bahkan hipnosis memungkinkan kita meng-install program barudan meng-uninstall program negatif dengan cepat dan efektif tanpa gangguan pikiran sadar yang biasa mengajukan sebagai pertanyaan dan alasan.

 
Ada beberapa cara dalam melakukan pemrograman ulang, yaitu : 

1. Mencari sisi-sisi kelebihan anak untuk diberikan penguatan berupa pujian. Saya yakin setiap anak mempunyai kelebihan. Namun, dalam hal ini orang tua harus realistis, buka mengada-ada. Kalau sampai pujain itu terarah pada kondisi yang tidak ada dalam diri anak, maka anak akan merasa hal itu sebagai sindiran atau olok-olok.jika anak merasa demikian, yang terjadi bukannya melakukan pemrograman ulang, melainkan menguatkan program negatif yang sudah ada. Khusus dalam hal ini, saya menyarankan agar pujian lebih bersifat pada perilaku atau potensi, bukan semata-mata karena tampilan fisik anak. Sebab, yang akan diprogram ulang adalah sikap mental, bukan fisik anak.
2. Mengkondisikan anak agar menemukan momen-momen sukses, apapun bentuk kegiatannya. Misalnya dalam pertandingan sepakbola yang sangat ia sukai, anak Anda mampu membuat gol yang menjadi kebanggaan timnya. Momen sukses ini sebaiknya Anda manfaatkan untuk memberi penguatan bahwa si anak bisa berprestasi. Kali ini, prestasi dia adalah membuat gol pada pertandingan sepak bola. Jika Anda mengatakan bahwa ia termasuk anak yang mampu berprestasi, lambat laun ia akan membuktikan apa yang Anda katakan itu  adalah keniscayaan. Jika di lain kesempatan, anak mendapatkan prestas dibidang lain, sesegera mungkin memberi penguatan, agar lambat laun anak percaya bahwa dirinya memang anak yang berprestasi. Inilah yang saya sebut dengan spontan reward positif.
3. Upayakan anak dapat merekam perasanya saat mencapai prestasi dan bisa memanggil perasaan itu kembali saat dibutuhkan. Untuk itu, diperlukan alat bantu, yakni simbol-simbol sukses yang pernah ia capai. Misalnya, hadiah-hadiah, sertifikat, piagam, medali saat ia berprestasi. Arahkan agar anak tidak menyimpan “benda-benda kenangan indah” itu di dalam almari yang tak terlihat. Sebaliknya, sarankan agar ia berani “memajang” (tanpa bermaksud pamer berlebihan) di sudut ruangan atau dikamarnya yang sewaktu-waktu bisa terlihat anak. Tujuannya adalah terus-menerus memanggil perasaan sukses itu oleh anak. Jika suatu saat anak “terpuruk” secara emosional, orang tua atau keluarga yang lain dapat mengingatkannya, bahwa ia sebenarnya termasuk anak yang berprestasi,dengan bantuan simbol-simbol itu. Bahkan jika perlu, mintalah anak untuk menulis kisah suksesnya.
Jika kisah sukses itu telah tertulis, sebaiknya tulisan anak sendiri, tempelkan kisah sukses itu di tempat yang mudah dilihat anak. Di dalam kamar anak, misalnya. Hal ini akan memberi sugesti anak untuk terus menyenangi perasaan sukses itu, agar di aterpancing untuk menciptakan kisah sukses yang kedua. Jika kisah suksesnya tak terlalu berkaitan dengan prestasi akademiknya, sabarlah… hal itu merupakan rangkaian darimomenperbaikan kepercayaan dirinya.
4. Berilah penguatan (affirmasi) positif, yakni pernyataan penguatan tentang momen sukses anak. Misalnya, dengan mengatakan “kamu memang anak yang gigih” atau penguatan lain yang mengarah pada hal positif. Melalui penguatan ini, perlahan-lahan kepercayaan negatif anak akan luntur. Kemudian, akan tumbuh kepercayaan baru yang jauh lebih positif. Tentu saja affirmasi ini tidak cukup dilakukan sekali. Sebaiknya diupayakan berkali-kali dengan bentuk kalimat yang berbeda-beda atau bahkan cukup dengan acungan jempol, tepukan pundak, dan sebagainya. Tetapi, yang perlu diingat dan dihindari adalah adanya affirmasi positif yang monoton sehinggamalah terkesan mengejek. Ingat, intonas Anda sangat menentukan makna.

Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan orang tua dalam rangka membuat jiwa anak menjadi lebih kuat. Secara umum langkah-langkah tersebut adalah :

1. Tidak memanjakan anak
Memanjakan anak itu ibarat memberikan racun berbalut gula. Tanpa sadar orang tua bermaksud melindungi, menyayangi, tak mau mebebani, hal itu berakibat pada penghancuran anak secara perlahan tapi pasti. Hal itu akan tergambar pada kepribadian anak yang lemah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Bagaimana gambaran singkat perilaku memanjakan itu? Memanjakan berarti memenuhi segala hal yang diminta anak, bukan memberi sesuatu yang anak perlukan. Lambat laun, tindakan ini membuat anak tak bisa membedakan antara sesuatu yang mereka inginkan dengan yang mereka butuhkan.
2. Tidak pilih kasih
Pilih kasih berarti memperhatikan anak dengan tidak proporsional. Perhatian orang tua “pilih kasih” biasanya akan menjadi berbunga kalau anak mempunyai sesuatu yang membanggakan atau menyenangkan hati orang tua. Namun, untuk anak yang “biasa-biasa saja” prhatian orang tua juga akan biasa-biasa saja. Karena itu, prinsip utama yang harus dipegang dalam kondisi ini adalah semua anak harus dicintai bagaimanapun keadannya.
3. Mau menerima perbedaan pendapat dengan anak
Sebagai orang tua kita harus dapat menerima perbedaan dengan anak. Mengapa? Sebab anak tak mungkin selalu salah dan orang tua tak mungkin selalu benar. Jangan sampai anak yang mempunyai pendapat berbeda dianggap sebagai anak yang kurang ajar atau melawan orang tua. Ada sejumlah manfaat jika kita mau mempertimbangkan perbedaan pendapat dengan anak, yaitu :
• Merangsang suasana dialogis antara orang tua dan anak dengan alasan-alasan yang rasional
• Mendekatkan hubungan anak dan orang tua
• Melatih anak atau orang tua untuk berjiwa besar jika pendapatnya terbukti tidak benar
4. Tidak membanding-bandingkan anak dengan orang lain                     
Membandingkan anak dengan orang lain itu ibarat pisau tajam yang mampu menyayat hati yang terdalam. Alasan negatif yang mendorong hal ini terjadi, biasanya agar anak malu meliha orang lain yang berhasil. Sedangkan alasan positif yang biasa diutarakan orang tua adalah agar anak terpacu motivasinya untuk mencontoh, meneladani atau bahkan melampaui prestasi orang lain. Sebenarnya tindakan membanding-bandingkan ini lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positif yang bis diambil. Sebab, membandingkan anak dengan pihak lain anak akan merasa dirinya sebagai pecundang, merasa salah atau ada ketidak beresan, sementara pihak lain yang dijadikan pembanding adalah orang yang sempurna. (Ingat permainan kita dalam menebak kotak di depan)
5. Berhati-hati dalam berkata-kata dengan anak
Kadangkala kata-kata itu seperti air segar penawar dahaga, namun kadangkala kata-kata juga seperti pedang yang mampu merobek hati. Untuk itu, sebagai orang tua, sudah semestinya jika kata-kata yang kita sampaikan kepada anak adalah kata-kata yang positif, bukan kata-kata yang negatif mampu meracuni atau membuat cacat jiwa anak. Karena itu, orang tua perlu perhatian dalam hal :
• Membiasakan memberi pengertian pada anak, bukan dengan marah-marah atau mengomel sepanjang hari.
• Hindari mengutuk, memaki-maki, mengumpat, apalagi mengancam.
• Hindari kata-kata yang bersifat sinis, ketus, sengak.
6. Memberikan hukuman yang mendidik jika anak melakukan kesalahan fatal
Memang sering terjadi kesalah kaprahan dalam konsep mencintai anak. Orang tua sering merasa tidak tega utuk menghukum anak. Hal ini menyebabkan anak menjadi merasa apapun diperbuatnya selalu benar. Akibatnya, anak akan berkembang menjadi pribadi yang tidak realistis dan tidak mempunyai daya tahan yang cukup dalam menghadapi permasalahan. Artinya, anak harus mendapatkan hukuman yang POSITIF manakala ia melakukan tindakan yang fatal.
7. Memberikan pengertian yang mencukupi tentang stress pada anak
Hidup tak selalu mulus, kadang bergelombang, kadang pula sangat terjal. Untuk itu, sebagai orang tua, kita perlu memberikan bekal pada anak tentang “paradigma yang positif” terhadap kehidupan. Sedih dan gembira adalah suatu kenyataan yang akan datang silih berganti. Tak perlu terlalu gembira hingga lupa diri, tak perlu terlalu terluka berdarah-darah saat menghadapi masalah. Ajarkan pada anak-anak untuk senantiasa bersyukur saat menemui kebehasilan dan bersabar saat mendapati kegagalan. Sebab, bersyukur itu berpahala, bersabar pun berpahala. Dengan memberi pengertian sederahana ini sebenarnya kita telah menanamkan kecerdasan spiritual pada anak-anak kita.
Setelah mental anak kuat, maka langkah selanjutnya adalah memberikan dukungan atau memotivasi agar potens yang ada semakin berkembang. Namun sungguh mengherankan, banyak orang tua yang bermaksud mengobarkan motivasi anaknya agar berprestasi, tetapi cara-cara yang ditempuh sering melukai emosional anak. Contohnya sebagai berikut :
Semestinya kamu belajarkeras seperti adikmu itu (membandingkan). Masa kakak kok prestasinya kalah sama adiknya (mengejek). Sungguh, kalau prestasimu tidak bisa sebaik adikmu, kamu tidak akan dibelikan …… (mengancam).
Memang, ada anak ang mungkin saja terlecut motivasinya saat dibandingkan diejek dan diancam. Tetapi yang harus Anda ingat, dorongan berprestasi yang dilatar belakangi motivasi negatif, justru akan memicu persoalan-persoalan emosional yang lain.
Jika Anda ingin anak-anak Anda termotivasi untuk belajar, hal yang tidak boleh dilupakan oleh orang tua dan guru adalah pemeliharaan emosi anak. Salah satu dari pemeliharaan emosi terpusat pada penyediaan suasana yang mendukung dalam keluarga. Anak yang terus menerus diberi dukungan mempunyai kesempatan jauh lebih besar untuk berhasil di sekolah dan kehidupan. 
  
Anak-anak secara khusus membutuhkan dukungan dan penghiburan ketika :
  
1. Mereka mempunyai masalah
Anda tak bisa memAndang sepele masalah anak, meskipun masalah itu tampak kekanak-kanakan. Anak perlu didukung agar mereka mampu menyelesaikan masalahnya, bukan lari dari masalah. Sebab, sesungguhnya masalah itu pula yang akan menguatkan otot-otot mental mereka dalam belajar problem solving. Anak-anak perlu didorong untuk belajar risk taking dalam ukuran yang sewjarnya. Namun begitu, Anda tetap bisa berperan sebagai pendamping tanpa harus tergelincir pada sikap mengambil alih persoalan anak.
2. Masa transisi
Bagi anak bahkan untuk orang dewasa mengalami masa transisi atau perubahan tentu akan menguras energi dalam upaya “penyesuaian”. Peralihan dari pra sekolah menuju sekolah dasar, yang dalam masa peralihan itu anak akan menemui lingkungan baru, temant-teman baru, guru-guru yang baru juga. Semua itu cukup menimbulkan ketidak nyamanan anak. Maka, wajar jika sering ditemui anak kelas 1 SD yang menangis. Stress biasa ditunjukkan dengan gejala pusing, mual, sakit perut dan sebagainya saat hari pertama masuk sekolah.
Untuk itu, Anda perlu memberikan dukungan-dukungan emosional agar anak Anda bisa melalui dan menghadapi masa transisi itu dengan baik. Beberapa YANG PERLU dicermati sebagai masa transisi adalah pindah rumah, pindah sekolah, pindah pengasuhan, masa Pubertas, dan sebagainya.
3. Mereka sudah berusaha keras, tetapi belum berhasil.
Kadangkala usaha keras anak-anak Anda tidak serta merta membuahkan keberhasilan. Tentu hal ini akan membawa rasa frustasi bagi mereka. Akibat lanjutannya dia bisa patah arang dalam berusaha. Untuk itu, sebagai orang tua sebaiknya fokus Anda bukan pada seberapa hasil capaian anak, melainkan pada seberapa keras usaha mereka. Hargai setiap usaha kerasnya agar senang berusaha keras meskipun mengalami tantangan yang berat.
Jika Anda lebih menghargai pencapaian hasil, anak akan lebih fokus pada hasil semata, bagaimanpun caranya jujur ataupun curang. Jika anak terbiasa mengAndalkan cara-cara pintas (curang), kelak saat dewasa ia bisa tumbuh menjadi orang yang sering merugikan masyarakat.
4. Mereka lambat berkembang.
Lambat bekembang bukan berarti anak tidak bisa berkembang. Anak mempunyai keunikan-keunikan tertentu dalam perkembangan mereka. Nah, keunikan inilah kadang-kadang menjadi kendala dalam perkembangan mereka. Misalnya, seorang anak yng mempunyai gaya belajar kinestetik (dengan gerakan/mencoba), biasanya akan mengalami kesulitan jika kelas pembelajaran yang diikuti terus menerus menggunakan gaya visual (melihat) atau auditori (suara/ceramah/mendengar). Nah, perbedaan gaya belajar anak dengan gaya mengajar guru seringkali membuat anak jadi lambat bekembang. Tetapi, hal itu bukan berarti anak kita bodoh bukan? Mereka hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri terhadap gaya belajar mereka. Untuk itulah, dalam kasus seperti ini, guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan gaya belajar. Aktivitas kelas harus mempertimbangkan keanekaragaman gaya belajar sehingga daya serap anak menjadi lebih cepat.


HYPNOSLEEP                                                                                                      

Agar hypnosleep bekerja dengan sempurna ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Inilah prasyarat utama yang harus dipenuhi ketika melakukan sleeping hypnosis :
1. Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan Anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat melakukan sleeping hypnosis. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan dengan kalimat positif BUKAN mengatakan apa yang tidak kita inginkan.        
2. Amati jumlah tarikan nafas subjek. Hendaknya 6-8 tarikan nafas per menit, ini untuk menjamin bahwa subjek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6-7 tarikan napas per menit.
3. Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan by pass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subjek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai naga suara rendah dan datar “Ini……. (nama Anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
4. Jika subjek tertidur sangat lelap kalimat di atas mungkin perlu diulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan “jika kamu dengar gerakan jarit telunjuk/ibu jari yang saya sentuh. Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh. Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
5. Setelah itu bacakan sugesti yang telah Anda susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan samai ke bawah sadarnya.
6. Lalu tutup dengan kalimat berikut “kalau saya berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakkan suatu perubahan dalam dirimu ketika bangun akan semakin sangat segar. Sekarang tidurlah kembali dengan sangat nyenyak!”.
7. Keesokan hari dan seterusnya berlakukah seperti telah terjadi perubahan. Jika belum melihat perubahan nyata secara janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam lebih dahulu. Bila perlu Anda ulangi sleeping hypnosis lagi pada malam harinya.
8. Untuk mempercepat proses perubahan siapkan lingkungan yang kondusif. Jika sugestinya anak akan suka belajar maka Anda tunjukkan dengan contoh bahwa Anda juga suka belajar dankatakan singkat saja pada anak bahwa belajar itu menyenangkan.
9. Ketika ia mulai menunjukkan perubahan jangan disabotase dengan kata-kata “”Kok tumben ya sekarang suka belajar?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari belajar itu makin menyenangkan ya?”.
10. Tetap jaga pikiran Anda agar positif. Jangan mulai berpikir “Iihhh kok belum terjadi perubahan sih. Dasar anak bandel, susah banget sih jadi baik?”.
11. Untuk setiap kasus yang Anda sugestikan beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.

2 komentar:

  1. wah,bermanfaat banget dokter materi & tehniknya................
    terima kasih...

    BalasHapus
  2. boleh saya copy artikel ini dok untuk dibaca ulang ? terima kasih banyak smg tambah sukses aamiin

    BalasHapus